search article me

Loading

Kamis, 27 Oktober 2011

nikita willy aborsi....???

ABORSI.ORG
:Cintailah Kehidupan:
 


Kamis, 27 Oktober 111



RESIKO ABORSI 

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka  yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1.   Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2.   Resiko gangguan psikologis

Resiko kesehatan dan keselamatan fisik

Pada saat melakukan aborsi  dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
 1.   Kematian mendadak karena pendarahan hebat
 2.   Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
 3.   Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
 4.   Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
 5.   Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
      anak berikutnya
 6.   Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
 7.   Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
 8.   Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
 9.   Kanker hati (Liver Cancer)
10.  Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat
      pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11.  Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12.  Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13.  Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1.    Kehilangan harga diri (82%)
2.    Berteriak-teriak histeris (51%)
3.    Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4.    Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5.    Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6.    Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.


Content Copyright © 2002-2004 Aborsi.Org ~ All Rights Reserved

pesugihan ayu ting ting di gunung kawi.....


Mencari Berkah ke Gunung Kawi



Reporter : Ahmaed Baehaqi
Juru Kamera : Dedi Suhardiman
Lokasi : Malang, Jawa Timur
Tayang : 13 September 2006, Pukul 12.00 Wib
Inilah kawasan Gunung Kawi, terletak di ketinggian 500 sampai dengan 3000 meter di atas permukaan laut. Persisnya berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang Jawa Timur.
Dulu daerah ini disebut Ngajum. Namanya berubah menjadi Wonosari karena di tempat ini terdapat obyek wisata spiritual, berupa makam Eyang Raden Mas Kyai Zakaria alias Mbah Jugo, dan Raden Mas Imam Sujono, alias Mbah Sujo.
Wono berarti hutan, sedangkan Sari berarti inti. Namun bagi warga setempat, Wono Sari dimaksudkan sebagai pusat rezeki yang dapat menghasilkan uang secara cepat.
Kecamatan Wonosari memiliki luas hampir 67 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk 43 ribu jiwa. Tempat ini berkembang menjadi daerah tujuan wisata ziarah sejak tahun 1980-an.
Berkunjung ke kawasan Gunung Kawi, suasana magisnya sangat terasa. Bau asap dupa tercium di mana-mana. Jawasan ini dikenal sebagai tempat pesugihan.
Ini merupakan petilasan Prabu Sri Kameswara, lebih dikenal dengan nama keraton. Lokasinya di ketinggian 700 meter Gunung Kawi. Untuk mencapai tempat ini diperlukan perlu waktu setengah jam dari makam Eyang Bujo dan Sujo.
Pada tahun 1200 masehi, lokasi ini pernah menjadi tempat pertapaan Prabu Kameswara, pangeran dari Kerajaan Kediri yang beragama Hindu, saat tengah menghadapi kemelut politik kerajaan. Konon, setelah bertapa di tempat ini, sang prabu berhasil menyelesaikan kekacauan politik di kerajaannya. Kini petilasan ini menjadi tempat pemujaan.
Di kawasan ini juga terdapat beberapa tempat pemujaan lain, seperti pohon beringin tua yang berakar lima. Makam Eyang Jayadi dan Raden Ayu Tunggul Wati, keturunan Raja Kediri bertarikh 1221 masehi.
Disamping itu terdapat makam juru kunci pertama Eyang Ssubroto, Eyang Djoyo, dan Eyang Hamit, yang juga tak luput dari mitos pesugihan.
Biasanya masyarakat melakukan pemujaan di keraton ini pada hari Kamis Legi, Jumat Kliwon dan malam Satu Suro. Pemujaan dilakukan dengan meletakkan sesaji, membakar dupa, dan bersemedi selama berjam-jam, berhari-hari, bahkan hingga berbulan-bulan.
Ini merupakan areal makam Eyang Jugo dan Eyang Sujo, terletak di ketinggian 700 meter Gunung Kawi. Tempat ini dikenal sebagai pasarean Gunung Kawi. Para peziarah datang ke makam ini, terutama saat tanggal 12 bulan Suro, hari Minggu Legi serta Jumat Legi.
Tanggal 12 Suro selain Tahun Baru Islam, juga merupakan hari wafatnya Eyang Sujo. sedangkan hari Minggu Legi, diperingati sebagai hari wafatnya Eyang Jugo, dan Kamis Legi sebagai hari pemakamannya.
Untuk memasuki pasarean ini, harus melewati tiga gapura, dan anak tangga sejauh 750 meter. Di setiap gapura terdapat relief perjuangan Eyang Jugo dan Sujo.
Eyang Jugo, memiliki gelar Kyai Zakaria, sementara Eyang Sujo memiliki gelar Raden Mas Imam Sujono. Kedua tokoh ini, merupakan keturunan keraton Mataram, yang merupakan pengikut setia Pangeran Diponegoro, saat berjuang melawan penjajahan Belanda.
Tahun 1830 saat Pangeran Diponegoro ditawan dan diasingkan Belanda, para pengikutnya, termasuk Eyang Jugo, dan Eyang Sujo, melarikan diri ke tempat ini. Sejak itulah mereka berdua tidak lagi berjuang dengan mengangkat senjata, tetapi mengubah perjuangan melalui pendidikan. Selain menyebarkan agama Islam, mereka juga memberikan penyuluhan di bidang pertanian, dan kesehatan.
Beginilah suasana tempat keramat ini saat malam Jumat Legi. Sejak Kamis sore para peziarah telah mulai berdatangan. Mereka berasal dari berbagai tempat. Bahkan ada yang datang dari luar Pulau Jawa. Tujuan mereka satu, untuk mencari berkah di Gunung Kawi.
Tidak ada persyaratan khusus untuk berziarah ke tempat ini, hanya membawa bunga sesaji, dan menyisipkan uang secara sukarela. Namun para pezirah yakin, semakin banyak mengeluarkan uang atau sesaji, semakin banyak berkah yang akan didapat.
Untuk masuk ke makam keramat, para peziarah bersikap seperti hendak menghadap raja. mereka berjalan dengan lutut.
Menurut RM Nanang Yuwono Hadiprojo, keturunan ke5 RM Imam Sujono. Image bahwa tempat ini sebagai tempat pesugihan adalah tidak beralasan. Tempat pesugihan itu memiliki beberapa kriteria, antara lain, tempatnya menyeramkan, jauh dari pemukiman masyarakat, dan tidak ada tempat ibadah. Sementara di tempat ini, tempatnya tidak menyeramkan, dekat dengan pemukiman masyarakat, dan banyak tempat ibadah.
Sementara di luar makam, terdapat pohon yang dianggap akan mendatangkan keberuntungan. Pohon ini disebut pohon dewa ndaru, pohon kesabaran.
Dari bentuknya, pohon ini mirip pohon cereme, yang diduga berasal dari negeri Cina. Eyang Jugo dan Eyang Sujo menanam pohon ini sebagai perlambang daerah ini aman.
Untuk mendapat keberuntungan, para peziarah menunggu dahan, buah dan daun jatuh dari pohon. Begitu ada yang jatuh, mereka langsung berebut. Namun, untuk mendapatkannya memerlukan kesabaran. Hitungannya bukan hanya, jam, bisa berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.

Bila harapan mereka terkabul, para peziarah akan datang lagi ke tempat ini untuk melakukan syukuran.
Sepeti halnya pada malam Jumat Legi ini. Salah seorang peziarah melakukan syukuran dengan menanggap wayang kulit. Gunung Kawi memang dikenal sebagai tempat untuk mencari pesugihan. Mitos ini diyakini banyak orang, terutama oleh mereka yang sudah merasakan berkah berziarah ke Gunung Kawi. (Indsib)

Kamis, 20 Oktober 2011

kiat kiat dapet pacar idaman

pengalaman pertama gw dwaktu gw di salah satu smu suasta yg ada di bandar lampung,waktu itu gk sengaja gw menabrak salah satu murid yg ada dsna krna gw buru2 masuk kelas krna gw udh telat...pada saat itulah gw bnr2 melihat sosok wanita yg bner2 gw kagumi...parasnya cantik..putih,memakai jilbab...